Jumat, 11 Desember 2009

MENGUSUNG KERANDA

Inginku berlembut sapa namun disalah sangka
Inginku bercerita namun disalah makna
Hampa dekat
Sepi mengikat
Saat udara menghantar pesan
Akhir berhenti bak sepi
Arti yang disalah Arti

Hingga Menanti Pucuk Mekar
Yang Hadir Jurang Menganga
Membelit hati
Menyengat Jiwa
Jadilah keranda
Mengusung harap
Terdampar disarang
Materialis
Kapitalis
Juga Hedonis dan sejenisnya

Akhirnya sendiri
Ku usung Keranda itu
Menuju kekuburan
Dimana orang – orang belum mati
Walau belatung sudah menunggu
Kita sedang mengusung
Keranda sendiri dinegeri ini
Karena anak bangsa telah mati
Sebelum mati

oleh: zul_acut

Kamis, 10 Desember 2009

NEGERI KECIL ( DIBAWAH KHATULISTIWA)

Bukan Puisi

Ini bukan cerita Negeri entah berantah
Adalah sebuah Negeri Kecil yang hidup dibawah Khatulistiwa
Negeri yang Tumbuh dan merangkak di Atas Cincin Api.
Sering disebut Negeri ini tanah Surga
Alasannya tidak ada tumbuhan yang tidak tumbuh disini

Penghuninya mendekati Dua Ratus Dua Puluh Juta jiwa
Namun sayang hampir semua menjadi babu di Negeri sendiri
Sampai pimpinan Rumah tangga masih dibawah kendali “Istri”
Negeri yang kecil, hanya Tujuh belas ribu sekian Pulau
Dan tidak sedikit pulaunya yang belum bernama
Sangking kecilnya banyak warga yg mengungsi
Kenegeri tetangga.
Mungkin karena disini sudah sesak
Oleh para pemulung yang berdasi
Yang merampas semua hak – haknya
Hampir semua aktifitas di sini ada komisi
Wajar kalau pemulung dikasih Dasi

Negeri yang hasil tambangnya hampir rata – rata
urutan lima besar di dunia.

Delapan puluh persen minyak di asia tenggara
Ternyata di hasilkan di Negeri yang Kecil ini.
Wajar kalau Rakyatnya masih mengais Sampah
Dari sisa buang Pemulung Berdasi
Hanya untuk bertahan hidup besok pagi
Kenapa tidak, di Negeri ini kasus buang angin lebih berarti
Dari pada kasus memberantasan korupsi
Pencuri semangka di Penjara
Pembobol Bank di lindungi, alasan belum cukup bukti
Maka jangan heran kalau anak bangsa
Hanya bisa menelanjangi diri
Pemimpin Bangsa hanya hidup meraup riba
Anak laki – laki hidup dalam kungkungan Narkoba
Anak Perempuan membanting harga diri
Hanya dengan alasan “Hidup Susah”
Namun sudah biasa di Negeri kecil ini

Negeri yang ter hanyati
Yang hutannya di jual oleh Musang Bersepatu
Oleh tikus bergelar Doktor
Hanya keperluan sekenar untuk
menambah simpanan “maaf” Wanita malam
Lagian Istri Resminya berbangga asal tidak Poligami

Itulah negeri kecil dibawah Khatulistiwa
Tapi akhir – akhir ini, banyak “TERORIS” berkeliaran disini
Katanya....
Jangan – jangan hanya Rekayasa
Kerena kelebihan Negeri kecil ini
Pemegang senapannya di didik oleh
Yahudi Dalang makar di berbagai sudut bumi

Satu kebanggaan di Negeri ini
yaitu Negeri yang umat Muslim terbesar didunia
Berdoalah untuk Negeri Kecil ini
Agar kebangkitan Islam lagi
Bermula disini

oleh:zul_acut

Selasa, 08 Desember 2009

Seuntai Renung

Di letih hidup harap mengambang
Saat semua Masa hampir terlalui
Di Ujung jaman
Jasat meronta antara dua sisi
Gelap, terang hampir sama dibalut kebaikan
Saat kian dunia merenta.

Keberanian untuk menegur telah sirna,
hingga penguasa kian bejat
Sampai kepala lorongpun mematok jerih
Hanya untuk sebuah Paraf kartu Keluarga
Sepertiga malam sepi dengan riuh tepuk tangan penggemar bola
Sunyi terhenti pada sunyi
Sepi pada hati, Gelap Pada akal
Rasa Pada Perut ketika lapar hinggap
Canggung pada Agama.

Malu pun tersisa hanya karena digelar orang baik
Tidak lagi pada ketika baju tidur dipakai
Saat pergi kepasar bagi anak gadis
Apalagi pada tukang kurupsi
Tak ada dalam kamus jiwanya kata – kata Malu, mungkin.

Zul_acut

Arsip Blog

Somalia (1)

anak somalia sedang antri/ REUTERS Somalia.. jeritanmu telah lenyap oleh tandus dan gersang jiwa pengkhia...

Pages